![]() |
Fenomena Pesta Pernikahan Palsu, Tren Baru Gen Z yang Raup Cuan Triliunan |
Dilansir Wolipop, Minggu (17/8/2025), pesta semacam ini murni untuk hiburan tanpa beban adat maupun tuntutan keluarga. Popularitasnya melejit setelah seorang bankir investasi bernama Sarthak Ahuja membagikan pengalamannya di LinkedIn. Ia mengungkap bahwa penyelenggara pesta pernikahan palsu mampu meraih keuntungan besar lewat konsep berbayar.
Contohnya, sebuah pesta di Bengaluru dihadiri lebih dari 2.000 orang. Bahkan di Delhi, acara serupa yang bernilai ₹10 lakh (sekitar Rp190 juta) juga sukses besar. Tiket dijual mulai ₹2.000 (Rp380 ribu) hingga ₹15.000 (Rp2,85 juta) per orang, sementara tiket pasangan mencapai ₹10.000 (Rp1,9 juta).
Para peserta biasanya berperan sebagai pengantin pria atau wanita. Mereka bisa mengikuti berbagai permainan seru seperti Guess the Relative, menari bersama diiringi lagu Bollywood, hingga menikmati makanan prasmanan. Menariknya, acara ini berlangsung tanpa alkohol untuk menjaga suasana aman dan ramah bagi semua kalangan.
Antusiasme tinggi muncul karena banyak profesional muda di kota besar seperti Delhi, Mumbai, dan Bengaluru yang tinggal jauh dari keluarga. Lewat pesta ini, mereka bisa merasakan atmosfer kemeriahan pernikahan tanpa tekanan emosional maupun kewajiban adat.
Fenomena ini bahkan ikut menggairahkan industri pernikahan India. Nilainya diperkirakan mencapai ₹130 miliar atau sekitar Rp24,7 triliun, terutama di luar musim pernikahan tradisional, sehingga jadi peluang emas bagi penyedia jasa hingga venue acara.
![]() |
Fenomena Pesta Pernikahan Palsu, Tren Baru Gen Z yang Raup Cuan Triliunan |